Wanita Ber-Sweater Sweet (Bagian 3)

***
Setelah aku berlari sekencang-kencangnya, menjadi pengecut pada saat itu juga, lalu timbullah rasa penyesalanku, betapa lemahnya diriku didepan wanita yang aku suka, namun tetap saja ada rasa bahagia akhirnya ada kesempatan bisa lebih dekat lagi nantinya dan yang terutama aku bisa tau harus kemana mencarinya

Dua minggu sejak perjumpaan aneh itu, aku tak lagi berminat menjalin silahturahmi ke kampung Wanita Ber-Sweater Sweet tinggal. sampai pada suatu ketika bertepatan dengan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-71, kami anak-anak kkn harus mengadakan kegiatan tujuh belasan.

Menurut keterangan para orang-orang tua di kampung tempat aku tinggal, dalam sejarahnya sampai saat ini belum pernah kampung ini mengadakan kegiatan tujuh belasan, banyak alasan mengapa kegiatan di hari sakral bagi bangsa Indonesia ini tidak dilaksanakan mulai dari tidak amannya kondisi dulu dimasa konflik sampai pada kekurangan sumber daya, jadi selama beberapa tujuh belassan kebelakang mereka hanya mengikuti kegiatan di kantor camat mereka saja atau melihat ke kantor bupati festival busana daerah yang diperankan oleh anak-anak sd.

Untuk itulah membuat aku termotivasi melaksanakan kegiatan ini, namun masalah muncul lagi, kami kekurangan dana serta kelompok kami kekurangan anggota laki-laki, kami hanya mempunyai satu orang laki-laki, yaitu aku.

Kami memutar otak untuk mengakali semua permasalahan ini, maka muncullah sebuah ide dengan menggabungkan tiga gampong yang saling berdekatan untuk dapat membuat sebuah kegiatan tujuh belas agustus secara bersamaan.

Memang ide yang berlian, namun timbul rasa tak pedeku jika harus berjumpa lagi dengan Wanita Ber-Sweater Sweet, apa aku harus jadi batu lagi seperti dulu, namun ide tersebut diterima semua oleh anggota kelompokku maka mau tak mau ide itu harus dilaksanakan.



***
Esok harinya. maka berangkatlah aku menuju gampong gureb blang untuk menyampaikan niat kelompok kami mengadakan kegiatan tujuh belasan secara bersama-sama. anggota kelompok buket pala sebelumnya sudah  aku sampaikan melalui pesan WA dan jawaban ketua kelompoknya adalah setuju.

"Ehhh, ke aja ya yang bilang ke ketua kelompoknya"

"lah, kok aku, ke kan ketuanya" salah satu anggota kelompok yang aku bawa menjumpai kelompok gureb blang menggerutu tidak setuju dengan permintaanku jadilah aku memberanikan diri untuk mendatangi basecam mereka.

"Assalamualaikum...."

"Waalaikumsalam, cari siapa ya?"

"ehh,anuu, cari anuu"

"Anuu? anu siapa bg?"

"........." tak ada lagi kalimat yang bisa aku ucapkan Wanita Ber-Sweater Sweet yang langsung menyambutku, tak bisa lagi aku ucapkan, gaya batu adalah cara terakhirku, melihat aku tak bisa lagi berbicara banyak, dengan sigap anggota kelompokku mengambil alih pembicaraan, mengutarakan niat kami, namun ternyata anggota kelompok dan ketuanya sedang tidak ada di basecam, mereka sedang melakukan proyek kkn penyuluhan pertanian di sawah.

tau apa yang aku lakukan saat mereka berbicara? aku hanya diam, iya diam. konsisten dengan kebisuanku, sampai sebuah tangan dengan cepat menangkap lenganku dan menarik kebelakang, anggota kelompokku ternyata sudah beberapa kali memanggilku untuk pulang pembicaraannya dengan Wanita Ber-Sweater Sweet telah usai selama jurus membatuku beraksi.

Kali ini gagal lagi aku untuk hanya sekedar berbicara lancar didepannya, tapi untuk ketiga kalinya aku tak bisa gagal lagi. aku harus belajar dengan seseorang untuk mengatasi permasalahan yang memalukan ini.....(Bersambung)


Post a Comment for "Wanita Ber-Sweater Sweet (Bagian 3)"